Headlines News :
autoresponder indonesia murah berkualitas viosender.com
radio streaming shoutcast murah indonesia, jasa pembuatan radio streaming, cara membuat radio streaming
Home » » Puter Kayun Banyuwangi

Puter Kayun Banyuwangi

Written By padas fm on 18 Apr 2012 | 19.16


Puter Kayun merupakan tradisi masyarakat using yang melaksanakan keliling kota sampai ke pantai Watudodol pada lebaran Ketupat sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan atas keselamatan dan kesejahteraan, rejeki yang diterima.

Dokar dapat dikatakan hampir punah di kota-kota besar seperti Surabaya, Denpasar dan kota besar lainnya. Tapi di Banyuwangi atau tempat khusus seperti di Kelurahan Boyolangu dan Pakis, dokar masih merupakan alat transportasi yang penting dan menarik.

Dokar ditarik oleh seekor kuda dengan ornamen hias dan bunyi yang khas, dengan dua roda, pengemudinya”kusir” didepan penumpang lainnya. Wisatawan bisa berkeliling kota dengan naik dokar, dan ini merupakan suatu perjalanan yang pasti tidak dapat terlupakan.

SEJARAH

Puter Kayun dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan yang Mahaesa. Selain itu, juga untuk mengenang jasa Buyut Jaksa dan menepati janji Buyut Jaksa saat membuka jalan di kawasan Watudodol.

Konon, dimasa penjajahan Belanda, daratan Watu Dodol akan dijadikan jalan raya oleh Belanda. Ditepi pantai berdiri batu berukuran raksasa.

Segala upaya dilakukan Belanda untuk menghancurkan batu tersebut. Termasuk memberlakukan kerja rodi bagi warga pribumi yang pada akhirnya banyak yang mati. Hingga akhirnya Bupati pertama Banyuwangi (1773-1781), Raden Mas Alit, membuat sayembara.

Sayembara itu didengar oleh Buyut Jokso, seorang sakti asal Boyolangu. Buyut Jokso konon langsung menuju ke pantai Watu Dodol, dan melakukan ritual. Yakni mengajak komunikasi Jin penunggu batu raksasa. Alhasil, Buyut Jokso berhasil memecah batu tersebut setelah memenuhi 3 syarat yang diminta Jin.
Syarat itu diantaranya, batu boleh dipecah asal tidak melewati batas-batas yang ditentukan. Kedua menyisakan batu untuk dijadikan tempat tinggal raja Jin. Ketiga, keturunan Buyut Jokso sesekali diminta mengunjungi Watu Dodol.

Di Watu Dodol sendiri, kini masih berdiri batu besar yang membelah jalan raya yang menghubungkan Banyuwangi-Situbondo. Pemandangan pantainya pun menarik banyak wisatawan lokal maupun mancanegara untuk mengunjunginya.


Poskan Komentar

Share this article :

Head Office

Gunungsari,Umbulsari,Jember Tlp : 0336 7708160 Sms :082331971003 Email : radio.padas@yahoo.com

PADAS FM

PADAS FM

 
Support : Creating Website | Dani Thok KOber
Proudly powered by PADAS RADIO
Copyright © 2011. PADAS RADIO - All Rights Reserved
Template Design by Dani Thok KOber Published by PADAS RADIO