![]() |
Presiden Mesir Mohamed Mursi (AP) |
Motif pelaku perencana pembunuhan itu masih belum diketahui hingga saat ini. Tersangka pun ditahan oleh kepolisian beserta amunisi, bahan peledak, dan peta rute perjalanan Mursi. Tersangka juga memiliki perangkat komunikasi. Demikian, seperti diberitakan Al-Ahram, Selasa (16/10/2012).
Rencana pembunuhan terhadap Mursi menjadi peristiwa yang cukup mengejutkan di Negeri Piramida. Kondisi keamanan di Mesir pascarevolusi tampaknya masih belum stabil.
Pada akhir pekan lalu, demonstrasi besar pun kembali terjadi di Mesir. Demonstrasi itu menimbulkan bentrokan antara pendukung Mursi dan pendukung fraksi oposisi. Kepolisian Mesir juga terpaksa menyerang seorang penyandang cacat yang sedang duduk di kursi roda yang ikut serta dalam demonstrasi.
Sejauh ini, Pusat Rehabilitasi Korban Penyiksaan El-Nadim, Kairo mencatat, adanya 34 kasus kematian, 88 kasus penyiksaan, dan tujuh kekerasan seksual yang dilakukan aparat keamanan Mesir, usai Mursi naik tahta. Kematian itu disebabkan karena aparat keamanan tak segan melepaskan tembakan ke arah demonstran.
Tindak laku kekerasan yang dilakukan polisi Mesir dinilai masih berlaku dan tidak berubah, meski pemerintahan militer Mesir sudah berakhir. Masih banyak pula peristiwa penculikan terhadap sejumlah aktivis di Mesir.
"Ada tindakan balas dendam yang dilakukan oleh polisi ketika menyiksa aktivis. Meski demikian, aparat keamanan itu tetap menyangkal adanya penggunaan kekerasan terhadap warga. Tidak ada perbedaan yang mencolok antara pemerintahan Ikhwanul Muslimin dan Husni Mubarak," ujar Direktur El-Nadim Magda Adly.