Berdasarkan perhitungan Muhammadiyah, 1 Syawal jatuh tanggal 19 Agustus karena ketika terjadi ijtimak, yakni ketika posisi bulan dan matahari pada garis yang sama atau konjungsi. Itjimak terjadi pada 17 Agustus saat matahari terbenam.
"Hari itu posisi hilal -4 derajat lebih 30 atau 40 menit sehingga malam itu digenapkan sebagai tanggal 30 Ramadhan. Karena tanggal 30 Ramadhan, maka Jumat malam dan Sabtu adalah bulan Ramadhan terakhir," kata Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim, Nadjib Hamid kepada beritajatim.com di Surabaya, Jumat (10/8/2012).
Sebenarnya, menurut Nadjib, Muhammadiyah sudah menentukan hari raya 1 Syawal jatuh pada tanggal 19 Agustus sebelum puasa Ramadhan. Jika kemudian Muhammadiyah memutuskan lebaran Idhul Fitri lebih awal dari Nahdlatul Ulama (NU), bukan hal yang mengejutkan.
"Muhammadiyah tidak perlu lagi untuk melakukan penghitungan 1 syawal lagi. Ini sudah menjadi keputusan bulat. Tidak perlu lagi menunggu keputusan dari PP Muhammadiyah," ujarnya.
Bukan itu saja, Nadjib malah meyakini lebaran tahun ini akan sama. Artinya, tidak akan terjadi perbedaan 1 Syawal dengan NU. Hari raya tidak mungkin jatuh pada Senin tanggal 20 Agustus. Sebab, posisi terjadi itjimak, matahari -4.
"Jadi, kemungkinan hari raya bareng baik bagi yang puasa Sabtu atau Jumat. Kecuali kalau ada yang ingin beda," tuturnya seraya menambahkan jika terjadi perbedaan 1 Syawal antara Muhammadiyah dan NU tidak perlu diperdebatkan lagi, karena itu sudah merupakan hal yang biasa.
sumber : http://www.beritajatim.com