![]() |
Petugas Dinas Kesehatan Jember mengambil contoh darah pasien untuk di tes di laboratorium guna menentukan jenis penyakit |
“Langkah awal kami ke sini untuk melihat
secara langsung para penderita maupun lingkungan yang ada,” kata Didik
Suwandi, Staff Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. Namun, terkait penyakit
apa yang sesungguhnya menyerang warga Kaliputih, tampaknya Didik masih
belum berani memastikan. Karena masih membutuhkan uji laboratorium dalam
menentukan diagnosanya.
Dalam kesempatan itu, tim medis masih
mengambil sample darah penderita untuk diuji di laboratorium. “Masih
belum bisa dipastikan penyakitnya. Sample darah ini harus kami lab kan
dulu,” katanya.
Hasil pantauan di lokasi, sejumlah
petugas medis nampak melakukan penanganan pada setiap penderita penyakit
tersebut. Satu persatu penderita didatangi kerumahnya untuk dilakukan
pemeriksaan.
Sementara tim medis yang lain melakukan
pemeriksaan pada kondisi lingkungan. Baik itu rumah maupun yang lain.
Termasuk sanitasi perumahan warga. “Untuk sanitasi sudah bagus di daerah
ini. Kemudian untuk kebersihan dalam rumah juga sudah mencukupi. Namun
kami temukan nyamuk di luar rumah,” kata Joko W, petugas Dinas Kesehatan
Jember yang lain.
Joko juga mengungkapkan, untuk penderita
yang terserang ini, tampaknya menyeluruh. Artinya dari kelompok umur
semua terserang. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Bahkan juga
ditemukan orang tua. “Serangan penyakit ini ke segala kelompok umur,”
imbuhnya.
Joko pun juga belum bisa memastikan
penyakit apa yang menyerang warga Kaliputih. Bahkan Joko pun juga belum
bisa memastikan bahwa penyakit itu cikungunya. “Kami belum bisa
memastikan apakah cikungunya. Perlu hasil laboratorium. Mungkin seminggu
baru lagi bisa di lihat,” katanya.
Namun Joko menyatakan, bahwa gejala yang
dialami warga di Kaliputih, Desa/Kecamatan Rambipuji mirip dengan apa
yang ada di Sidomekar, Kecamatan Semboro. Tubuh para penderita
menggigil. Kemudian diikuti dengan batuk pilek. “Secara sepintas ada
kesamaan antara di Rambipuji dengan di Semboro. Namun seminggu lagi kami
baru bisa memastikan penyakit apa yang menyerang warga ini,” katanya.
Dari pengakuan Khusnan, dokter sekaligus
petugas Puskesmas Rambipuji, penyakit yang disebut aneh ini terdeteksi
menyerang warga sudah seminggu yang lalu. Pihaknya pun sudah melakukan
penanganan. “Penanganan langsung kita lakukan sejak munculnya gejala,”
katanya.
Penanganan yang dilakukan, itu ada
beberapa cara. Salah satunya pemberian abate untuk sumur warga. Selain
itu juga pemberantasan sarang nyamuk. Mereka yang jatuh sakit juga sudah
ditangani. “Bahkan banyak juga yang sudah sembuh dari penanganan yang
kami lakukan,” lanjut Khusnan.
Penyakit ini membuat penderitanya nyaris
tidak bisa beraktifitas. Selain tubuhnya menggigil yang diikuti batuk
pilek, penderita juga akan mengeluhkan rasa linu di setiap sendianya.
“Bisanya hanya tiduran saja,” jelasnya.
Data data yang berhasil didapat, hingga
saat ini ditemukan ada 26 warga Kali putih Rambipuji yang menderita
penyakit ini. Semuanya tinggal saling berdekatan. “Awalnya yang sakit
hanya beberapa orang, sekarang mencapai 26 orang. Semua sudah ditangani
Pak Dokter,” kata Misrai, salah seorang warga.
sumber : wartajember.com